Apakah Sensor Kamera Mengalami Stagnasi Karena Perkembangannya Bukan Tentang Megapiksel? Ini Penjelasannya
Lima tahun lalu, hal pertama yang dibicarakan produsen saat meluncurkan kamera baru adalah sensor. Megapiksel menjadi berita utama bersama dengan desain lampu latar dan susunan sensor. Tapi, apakah semuanya berubah? Melihat pengujian teknis dan peringkat seperti yang dilakukan oleh DxO Mark, setengah dari sepuluh kamera full frame teratas berusia lebih dari tiga tahun.
Sepertiga dari mereka berusia lebih dari lima tahun. Sony a7R II 2017 memiliki peringkat yang sama dengan A7R V 2022. Data seperti ini menimbulkan pertanyaan, apakah sensor kamera mengalami stagnasi? Apakah kualitas dan resolusi gambar sudah mencapai titik tertinggi?
Jika Anda memetakan pertumbuhan hampir semua teknologi, akan ada fase garis datar, yaitu periode di mana pertumbuhan melambat atau stagnan secara keseluruhan. Dan sejujurnya, akhir-akhir ini penulis belum benar-benar menguji kamera mana pun yang menghasilkan gambar buruk.
Tentu saja, beberapa kamera menghasilkan hasil yang sedikit lebih baik pada ISO tinggi daripada yang lain, tetapi jika Anda menggunakan lensa yang bagus, maka ada beberapa hal yang benar-benar mengganggu gambar. Sebaliknya, sebagian besar pemilihan kamera saat ini bergantung pada faktor-faktor seperti fokus otomatis, kinerja, dan ergonomis, meskipun tentu saja ada beberapa pengecualian.
Melihat kamera dalam lima tahun terakhir, kemajuan dalam teknologi sensor tampaknya sangat kecil. Namun meskipun menurut penulis sensor telah mencapai titik stabil, menurut penulis garis datar itu hanya berumur pendek. Ya, pertumbuhan sensor kamera telah melambat — namun menurut penulis sensor kamera belum mencapai puncaknya karena beberapa alasan berbeda.
Sony a9 III dan sensor rana global atau global shutter yang menjadi berita utama adalah salah satu alasannya. Generasi ketiga dari seri a9 bisa dibilang merupakan kamera paling inovatif tahun ini (meskipun kamera ini baru akan diluncurkan pada awal tahun 2024). Sensor rana global atau global shutter a9 III tidak dirancang untuk meningkatkan kualitas gambar melainkan memecahkan masalah gambar yang umum. Memang benar desainnya menghilangkan rolling shutter, tetapi juga mendukung sinkronisasi flash pada kecepatan rana/shutter speed apa pun.
Meskipun hal ini memecahkan beberapa masalah yang cukup besar, kecuali Anda berurusan dengan rolling shutter, tidak akan ada peningkatan signifikan dalam kualitas gambar dibandingkan pendahulunya.
Sensor organik akan membawa rana global tersebut bersama dengan beberapa keuntungan lainnya — dan menurut penulis dari sinilah lonjakan besar berikutnya dalam inovasi sensor akan datang. Sensor organik dikatakan dapat meningkatkan rentang dinamis dan sensitivitas cahaya serta meningkatkan akurasi warna. Sensor-sensor ini telah dibicarakan selama bertahun-tahun, namun belum ada produk konsumen yang beredar. Artinya, sulit untuk mengatakan kapan sensor semacam itu akan hadir, atau tantangan tak terduga apa yang bisa ditimbulkannya.
Sampai saat itu tiba, ada beberapa hal kecil yang menurut penulis akan membawa perubahan kecil pada pertumbuhan teknologi sensor kamera. Yang paling utama adalah pelembutan kulit dalam kamera, yang sudah tersedia di beberapa kamera. Jika kita ingin terus meningkatkan resolusi, jumlah megapiksel tiga digit akan menjadi lebih umum.
Namun agar sensor beresolusi ultra tinggi tersebut benar-benar terlihat lebih baik daripada kamera masa kini, mereka harus lebih selektif dalam menentukan detail mana yang ditampilkan. Memiliki lebih banyak piksel daripada pori-pori cenderung membuat kulit menjadi tidak menarik, jadi menambahkan detail di tempat yang Anda inginkan dan menghaluskannya di tempat yang tidak Anda inginkan akan menjadi kunci.
Semoga artikel diatas bisa membantu Anda ya sahabat DOSS. Oiya Buat Anda yang mau order kamera dan lensa terbaik di DOSS bisa klik link di bawah ini untuk mendapatkan harga dan benefit paling menarik.
Order kamera dan lensa Fujifilm
Source: phoblographer