Fujifilm kembali menegaskan keahliannya di dunia color science dengan membagikan cerita di balik pengembangan kamera sinema terbarunya, GFX Eterna 55.
Melalui seri GFX Eterna 55 Development Story, Fujifilm menjelaskan bagaimana mereka menggabungkan pengalaman puluhan tahun dalam teknologi film dan digital untuk menciptakan warna yang sinematik, alami, dan menyenangkan secara visual.
Warna Sinematik, Bukan Sekadar Akurasi
Fujifilm menegaskan bahwa warna yang terlihat indah tidak selalu berarti warna yang terukur secara ilmiah akurat.
Dalam pernyataannya, Fujifilm menyebutkan:
“Mengukur warna bisa dilakukan dengan alat, tetapi mereproduksi warna seperti hasil pengukuran tidak selalu memberikan hasil yang menyenangkan secara estetika — terutama dalam sinematografi.”
Melalui pengalaman panjang di dunia film motion picture dan fotografi, Fujifilm mempelajari bagaimana warna langit, daun, dan kulit manusia bisa tampil paling alami dan “hidup” di layar. Prinsip inilah yang kemudian menjadi dasar filosofi warna di GFX Eterna 55.
F-Log2 C: Format Rekaman Baru dengan Rentang Dinamis Luas
Salah satu inovasi terbesar di kamera ini adalah hadirnya format rekaman baru: F-Log2 C.
Meskipun format log Fujifilm sudah lama digunakan di seri X dan GFX, versi F-Log2 C dikembangkan khusus untuk GFX Eterna 55.
Format ini menjanjikan:
-
Rentang dinamis yang lebih luas,
-
Reproduksi warna yang lebih kaya dan detail, serta
-
Kemudahan dalam proses color grading di tahap pascaproduksi.
Fujifilm menyebut bahwa sistem warna baru bernama F-Gamut C lahir dari banyak proses uji coba. Tujuannya bukan sekadar memperluas jangkauan warna dari standar BT.2020, tapi juga menghadirkan spektrum warna yang terlihat paling alami di sensor GFX.
Fokus pada Warna Kulit dan Detail Bayangan
Fujifilm juga mengubah pendekatan image processing-nya agar memberikan fleksibilitas lebih besar bagi para editor dan colorist di tahap pascaproduksi.
Detail di area bayangan (shadow) kini bisa dipertahankan lebih banyak, sementara warna kulit disesuaikan agar tetap terlihat natural meski melalui proses grading yang ekstrem.
Pendekatan ini menunjukkan keseriusan Fujifilm dalam memahami “bahasa visual” sinema, di mana keseimbangan warna sering kali lebih penting daripada sekadar ketajaman teknis.
Low-Pass Filter untuk Gaya Gambar Lebih Lembut
Berbeda dengan Fujifilm GFX100 II yang fokus pada resolusi tinggi, GFX Eterna 55 dilengkapi dengan optical low-pass filter.
Filter ini membantu menghasilkan tekstur gambar yang lebih lembut dan natural, sesuai dengan gaya visual yang disukai dalam dunia sinematografi.
Dengan begitu, GFX Eterna 55 menjadi pilihan ideal bagi pembuat film dan konten kreator yang menginginkan tampilan gambar organik, dengan karakter khas film analog yang menjadi ciri khas Fujifilm.
Warisan 90 Tahun dalam Dunia Warna
Fujifilm menutup cerita pengembangannya dengan mengingatkan bahwa mereka memiliki lebih dari 90 tahun pengalaman di dunia film — baik foto maupun sinema.
“Menerjemahkan pengalaman panjang dalam dunia film ke ranah digital adalah kekuatan utama Fujifilm,” jelas mereka.
Dengan kombinasi antara sensor medium format, teknologi warna sinematik, dan format F-Log2 C, GFX Eterna 55 menjadi bukti nyata bahwa Fujifilm tidak hanya mengikuti tren, tetapi terus memimpin dalam menghadirkan reproduksi warna yang emosional dan autentik.
Fujifilm GFX Eterna 55 bukan sekadar kamera sinema baru — ia adalah perwujudan perjalanan panjang Fujifilm dalam memahami seni warna.
Dengan sistem F-Log2 C dan F-Gamut C, Fujifilm membawa dunia sinema digital ke level baru: warna yang tidak hanya akurat, tapi juga punya jiwa.
Fujifilm menyatakan GFX Eterna 55 akan mulai dikirimkan pada Oktober 2025 ke seluruh dunia dengan kisaran harga $16.499,95. Buat kamu yang tertarik bisa hubungi DOSS Customer Service via Chat Whatsapp

