Tips Street Photography yang Harus Diabaikan

Tak semua tips bisa dianggap baik untuk diterapkan dalam street photography. Apa saja tips itu?

Street photography tidak dikenal karena teknik serta alat khusus yang digunakan.

Jadi mungkin tips dan trik untuk genre ini bukanlah pada peralatan dan teknik, namun lebih pada nasihat yang berdasarkan pada pengalaman para fotografer profesional. Itu berarti tak ada nasihat yang sama, tak semua ide ketinggalan zaman, terbatas, atau bahkan salah rencana.

 

Berikut adalah beberapa saran yang menjadi 'cerita rakyat' atau bahkan legenda dalam street photography. Yang menjadi pertanyaan, apakah deretan hal ini harus dipertahankan atau justru harus ditinggalkan?

 

1. Potret Hitam dan Putih (B&W)

 

Ada alasan bagus untuk memotret dalam hitam dan putih. Pengupasan warna pada gambar memberikan fokus yang lebih besar pada bentuk gambar, dan dapat menciptakan kesan abadi atau timeless. Banyak fotografer memilih hitam dan putih karena mengingatkan kembali pada asal mula dari street photography. Namun demikian, baru-baru ini seorang street photographer menyatakan bahwa dia mulai memotret dalam hitam dan putih, hanya karena itu tampak seperti gaya street photography yang paling populer.


Sumber foto: Alex Webb

 

Lalu apakah hitam dan putih masih menjadi pilihan paling populer? Lihat saja foto Alex Webb, Martin Parr, atau Rohit Vohra. Hitam dan putih mungkin bisa dijadikan opsi, namun jangan karena kepopulerannya. Street photography bisa menggunakan hitam dan putih maupun warna, pilihlah karena sisi estetikanya.

 

2. Jangan Dipotong (Crop)

 

Ada banyak fotografer yang mendukung hal ini, seperti street photogrpher ternama, Eric Kim. Tetapi memotong gambar adalah sesuatu yang banyak orang lakukan, meskipun hanya untuk meluruskannya, atau untuk menyelaraskan gambar ke rasio yang menurut akan meningkatkan kualitas foto. Yang jelas, pemotongan akan mengurangi jumlah megapiksel, kecuali fotografer benar-benar meretas ukuran gambarnya, foto akan baik-baik saja, terutama untuk media sosial.

 

3. Jangan Gunakan Photoshop

 

Hampir semua fotografer profesional menggunakan Photoshop, dan hanya sedikit orang yang menentang pemrosesan minimal pada hasil gambar street photography. Saat Photoshop digunakan untuk menghapus atau menambahkan objek ke bingkai, perdebatan soal hal ini akan lebih dalam.

 

Namun nampaknya tidak masalah untuk menghilangkan beberapa objek yang mengganggu, terutama jika itu adalah foto yang sangat disukai dan ingin dijadikan pajangan atau dipamerkan. Tetapi saat objek yang lebih besar dihapus, kemurnian foto jadi berubah. Rasanya lebih baik bisa menangkap gambar seperti aslinya. Ini tidak berarti bahwa fotografer tidak dapat bermain-main dengan gambarnya.

 

Yang harus dingat adalah perlengkapan, Photoshop, dan foto tersebut. Selama fotografer tidak berpura-pura jika hasil akhir dari foto itu adalah sesuatu yang sebenarnya tidak nyata. Jujurlah atas hasil foto.

 

4. Harus Candid


Sumber foto: Bruce Gilden

 

Baca juga:

Tips Komposisi Fotografi Cityscape

Cara Menggunakan Lampu Jalan Untuk Street Photography Malam Hari

4 Ide Keren City Photography yang Harus Kamu Coba

 

Separuh komunitas street photography mengklaim semua foto harus candid (diambil secara diam-diam), sementara separuh lainnya bersikeras bahwa izin harus diminta terlebih dahulu. Selain itu, mungkin beberapa kali terdengar argumen bahwa genre ini tidak dapat diatur, atau bahwa fotografer tidak dapat memengaruhi dan mengubah lingkungan tempat dia bekerja.

 

Pertama, fotografet dapat melakukan keduanya, tergantung pada hukum negara atau daerah setempat. Fotografer mungkin akan perlu meminta izin jika memotret karakter yang mencolok, namun fotografer juga akan memotret dengan senang bila diabaikan oleh subjek fotonya. Dalam hal mempengaruhi gambar, ada banyak sekali contoh yang dihasilkan dari fotografer yang memanipulasi situasi. Seperti Bruce Gilden yang dikabarkan pernah menginstruksikan subjeknya untuk "tidak tersenyum," atau melepas kacamata mereka; Steve McCurry dikenal sering mengambil gambar di banyak fotonya.

 


Sumber foto: Steve McCurry

 

Yang perlu ditekankan adalah, selama fotografer tidak berpura-pura bahwa fotonya adalah sesuatu yang sebenarnya 'palsu', maka tidak ada salahnya memotret foto atau menangkap subjek tidak secara candid.

 

5. Harus Memakai Lensa Fixed

 

Sejauh ini, lensa yang paling populer untuk street photography adalah lensa dengan panjang fokus tetap (fixed), biasanya 35mm atau 50mm, tetapi itu sama sekali bukan persyaratan yang wajib diterapkan oleh fotografer. Lihat saja Martin Parr, fotografer terkemuka yang saat ini melawan tren dan berkreasi dengan lensa zoom 24-70mm.

 


Sumber foto: Martin Parr

 

Kenyataannya, fotografer dapat turun ke jalan dengan lensa apa pun yang dimiliki dan menjadi favoritnya. Ingatlah bahwa lensa fixed mungkin lebih kecil dan lebih diskrit daripada zoom, dan dapat membantu jika fotografer ingin memotret secara candid. Sementara itu, lensa zoom akan memungkinkan untuk memotret secara close-up dan bidikan sudut lebar tanpa harus menukar lensa.

 

Kesimpulannya street photography adalah genre fotografi dengan sejarah yang kaya, tetapi setiap orang memiliki pandangannya sendiri-sendiri. Luangkanlah waktu untuk membangun perspektif sendiri tentang apa artinya street photography atau foto itu sendiri. Dengarkan orang lain, tetapi jangan terlalu dibatasi oleh apa yang mereka katakan atau pikirkan. Dengarkan ide-ide yang hebat, dan jangan dibatasi oleh tren yang mungkin populer atau tidak. Berkreasilah!

Oleh Admin - DOSS Camera & Gadget
October 27, 2020
KOMENTAR
1000 Karakter tersisa
1 Komentar
Bernard David
Bernard David
3 tahun yang lalu
Beda mata beda tangan.. beda karya