Harus Presentasi Saat PPKM? Videokan Saja! Ini Tips Singkatnya

Tips singkat merekam video presentasi saat PPKM dan harus work from home.

Kasus pandemi Covid-19 yang kembali meroket di Indonesia membuat pemerintah mengeluarkan aturan PPKM, serta mengharuskan para pekerja untuk bekerja di rumah atau work from home (WFH). Pekerjaan hingga rapat karyawan pun harus dilakukan secara daring atau online.

Aplikasi seperti Zoom, Google Meet, dll telah banyak digunakan. Aplikasi-aplikasi tersebut sudah terbukti mempermudah urusan para karyawan. Cukup masuk ke aplikasi, lakukan panggilan, dan nyalakan kamera web, kita semua sudah bisa terhubung. Tetapi bagaimana jika kita perlu merekam sesuatu dengan kualitas yang lebih tinggi, seperti presentasi, pidato, atau keperluan perusahaan lainnya di mana kita akan benar-benar harus maksimal saat berbicara?

Dalam hal itu kita mungkin akan mencari solusinya ke mesin pencari Google dan sedikit mempelajari cara mudah untuk merekam video. Namun jika belum pernah mencoba videografi korporasi sebelumnya, ada beberapa konsep sederhana yang perlu diketahui sebelum kita mulai merekam. Berikut beberapa tips yang bisa dicoba.

 

1. Lokasi


Cobalah untuk menghindari memotret subjek atau diri kita sendiri di depan dinding yang datar. Karena biasanya hasilnya tidak terlihat estetik dan kita cenderung mendapat bayangan yang tidak diinginkan di seluruh bingkai. Jadi carilah tempat di sekitar rumah dengan banyak cahaya alami, seperti di dekat jendela (tetapi tidak di depan jendela langsung)

Pertimbangkan juga kedalaman bidang. Artinya, kita sebaiknya menginginkan kedalaman di balik subjek atau pembicara. Bila kita memiliki kedalaman dalam bidikan, itu bisa terlihat lebih menarik, serta lebih enak dipandang. Tentu saja ini bukan aturan wajib, ini hanya pedoman dan sesuatu yang layak untuk dipertimbangkan daat mencari lokasi yang bagus di rumah kita.

Kemudian, hati-hatilah terhadap kebisingan yang mengganggu, jika jalanan yang bising menjadi sebuah masalah, maka kita memerlukan mirofon yang bagus untuk mengisolasi suara sebanyak mungkin. Kita mungkin juga perlu memilih ruangan yang jauh dari keramaian dan kebisingan sekitar yang dapat mengganggu presentasi.

 

2. Pencahayaan

 


Cahaya alami dari jendela akan membantu. Idealnya kita perlu melengkapinya dengan lampu sendiri. Ada banyak cara untuk menerangi sebuah adegan.

Untuk wawancara dan presentasi, menggunakan pendekatan yang umum seperti pencahayaan tiga titik adalah cara yang bagus, yakni: satu cahaya dari tengah, satu cahaya dari kiri, dan satu cahaya dari kanan. Pengaturan ini membantu menghilangkan bayangan yang tidak diinginkan pada wajah dan membuat subjek di kamera menjadi cerah dan mudah dilihat.

Untuk pencahayaan sendiri kita bisa mendapatkan cahaya yang sangat baik jika menggunakan beberapa lampu dari Godox. Sebut saja seperti Godox VL150, Godox SL150 II, dan Godox SZ150R. Atau jika ingin lebih mudah, kita bisa menggunakan ring light di mana kita cukup meletakkan kamera di tengah lampu, dan itu akan memberikan cahaya terang yang menyenangkan. Ring light seperti Godox LR150 akan sangat cocok untuk video presentasi ataupun wawancara kerja.

 

3. Kamera yang Andal


Smartphone mungkin bisa menjadi pilihan yang mudah dan murah dalam hal memilih kamera untuk digunakan. Smartphone Android atau iPhone tidak masalah. Namun jika kita ingin meningkatkan kualitas gambar secara keseluruhan dan berencana untuk merekam banyak video, maka pertimbangkan untuk membeli kamera mirrorless. Di pasaran sudah banyak pilihan kamera yang bisa dimiliki, terlebih kamera entry level yang sudah sangat cukup untuk jenis perekaman ini.

 

 

Untuk menggunakan kamera kita bisa merekam video dalam mode manual. Setelah itu kita bisa menyesuaikan tiga pengaturan utama pada kamera, yaitu:

 

  • Aperture (f-stop), ini adalah seberapa banyak cahaya yang mengenai sensor. Ini dikendalikan dengan membiarkan lebih banyak cahaya (menggunakan f-stop yang lebih kecil seperti F/1.8) atau membiarkan lebih sedikit cahaya (menggunakan f-stop yang lebih besar seperti F/8). Biasanya kita menginginkan sekitar F/2.8 hingga F/5.6. Tapi ini sangat tergantung pada pencahayaan dan tampilan yang diinginkan.
  • Kecepatan rana. Saat merekam video, ada aturan sederhana untuk kecepatan rana. Jika kita merekam pada 30fps, atur rana ke 1/60. Jika kita memotret pada 24fps, atur rana ke 1/48.
  • ISO. Di masa lalu orang membeli paket film berdasarkan ISO, seberapa responsif stok film terhadap cahaya. Dengan digital yang tidak berlaku, namun prinsip ISO tetap berlaku. Intinya, semakin tinggi ISO, semakin terang gambarnya. Tapi itu tentu dengan konsekuensi yakni akan ada lebih banyak grains. Jadi semakin rendah ISO semakin bersih hasilnya. Idealnya kita bisa menyetel ISO dari 100 hingga sekitar 800 atau lebih. Sekali lagi, tidak akan ada jawaban yang sempurna, tetapi ini akan membantu untuk memulai.

 

4. Audio


Audio sangat penting. Cobalah tonton trailer dari film superhero terbaru, kemudian tonton film buatan rumahan secara acak yang bisa ditemukan di YouTube. Sudah bisa dipastikan ada perbedaan besar dalam nilai produksi dan banyak hal, audio menjadi yang paling langsung terlihat.

Jika kita merekam video korporasi atau presentasi di rumah, audio harus bisa dimaksimalkan sebaik mungkin, karena orang yang melihat bisa mengerti isi presentasi dari 2 hal, yakni audio dan video. 

 

Peralatan audio juga sudah banyak tersedia di pasaran dengan berbagai macam model. Mikrofon jenis lavalier ataupun wireless mic adalah opsi yang bagus dan murah untuk mencapai hasil yang lebih profesional. Mikrofon lavalier adalah pilihan paling populer untuk wawancara dan segmen berita. Mikrofon gun ataupun mikrofon podcaster juga dapat dipilih, namun kedua jenis mikrofon ini harus berada dekat dengan mulut subjek.

Jika hanya menggunakan mikrofon internal kamera atau laptop mungkin bisa saja cukup, namun pasti hasilnya tidak akan sebagus opsi mikrofon di atas. Dan jika kita menginginkan nilai produksi, kita pasti ingin memperdalam tentang sisi audio. Semua usaha kita dalam memproduksi video pasti akan memiliki perbedaan kualitas yang sepadan.

 

5. Teleprompter


Untuk menghindari kesalahan dalam penyampaian pesan, sebuah teleprompter hampir selalu bisa menjadi jawaban. Untuk video pendek dan presentasi, kita mungkin dapat memutarnya atau menghafal apa yang ingin kita sampaikan, dan tentunya dengan banyak latihan sebelum perekaman video. Namun jika untuk video yang lebih lama, atau jika kita seringkali grogi dan mudah lupa isi pesannya, kita mungkin membutuhkan teleprompter. Teleprompter bisa membuat kita terlihat sedang berbicara langsung kepada audiens, sambil tetap membaca catatan isi pesan yang ingin disampaikan. 

Oleh Admin - DOSS Camera & Gadget
July 6, 2021
KOMENTAR
1000 Karakter tersisa
0 Komentar
Belum ada komentar