Besok Ada Gerhana Bulan Super Blood! Bagaimana Cara Mendapatkan Foto Terbaiknya?

Bagaimana cara memotret gerhana bulan super blood baik dengan kamera maupun dengan ponsel pintar?

Masyarakat Indonesia akan kembali berkesempatan menyaksikan fenomena alam yang sangat jarang terjadi, yakni Gerhana Bulan Total (GBT) atau yang terkenal sebagai Super Blood Moon. Gerhana Bulan Super Blood akan terjadi di langit Nusantara pada 26 Mei 2021 nanti. Fenomena gerhana bulan yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak ini sendiri terjadi setiap 195 tahun sekali, dan tentunya ini menjadi waktu yang tepat untuk mengabadikannya dengan kamera maupun dengan smartphone.

 

Untuk mendapatkan foto terbaiknya sendiri bergantung dengan area tempatmu memotret Gerhana Bulan Super Blood ini. Kita yang tinggal di Indonesia sangatlah beruntung, karena GBT kali ini dapat disaksikan dari arah Timur-Tenggara tanpa menggunakan alat bantu optik. Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Awal Gerhana Penumbra akan terjadi di Papua pada 17:46 WIT, Awal Gerhana Sebagian terjadi di Papua, Sulawesi, hingga NTT mulai 18:44 WIT atau 17:44 WITA, Awal Gerhana Total di mana bulan terlihat berwarna merah dapat disaksikan di seluruh Indonesia (kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, dan sebagian Riau) pada 20:09 WIT atau 19:09 WITA atau18:09 WIB, dan Puncak Gerhana Total di mana bulan berwarna merah dapat disaksikan pada 20:18 WIT atau 19:18 WITA atau 18:18 WIB.

 


Sumber foto: NASA / F.Espanak

 


Lalu bagaimana cara yang tepat untuk membidik hasil foto Gerhana Bulan Super Blood yang terbaik?

 

Yang paling utama tentu saja kita harus menemukan lokasi yang tepat untuk memotret Gerhana Bulan Super Blood di mana tak ada polusi cahaya berlebihan di sekitarnya. Tak hanya itu, kita juga harus memeriksa laporan cuaca di lokasi tersebut, pastikan langit di lokasi tersebut cerah atau tidak terlalu berawan. Selain kedua hal tersebut, kamu dapat mencari tempat di mana terdapat landmark, ikon, bangunan, pohon, ataupun kolam atau danau yang bisa dijadikan elemen pendukung Si Bulan Merah Darah itu.

 


Memotret Gerhana Bulan Super Blood Memakai Kamera

 

Saat Gerhana Bulan Super Blood, bulan akan memantulkan cahaya dengan jumlah semaksimal mungkin. Dengan begitu kamu tidak perlu mengkhawatirkan 500 Rule yang biasanya diterapkan saat memotret galaksi Bima Sakti. 500 Rule merupakan rumus astrofotografi di mana kamu membagi angka 500 dengan panjang fokus lensa untuk memberikan waktu pencahayaan maksimum. Kamu juga tidak perlu terlalu khawatir soal pelacak bintang atau eksposur campuran juga.

Dalam banyak kasus, bulan sebenarnya akan sangat terang sehingga kamu akan memotret dengan eksposur cukup cepat sehingga tidak memerlukan tripod. Tetapi jika kamu memiliki tripod, sebaiknya bawa satu ke lokasi yang kamu pilih untuk memberimu lebih banyak kemudahan.

 

 


Sumber foto: Shutterstock / Lukassek

 

 

Jika kamu berharap mendapatkan bidikan dengan mengisi bingkai yang spektakuler, kamu pasti menginginkan lensa panjang. Mungkin lensa yang sangat panjang, bahkan lensa 300mm (dalam istilah full-frame) yang akan membuat tetangga galaksi terdekat dari Bumi akan tampak sedikit kosong, jika kamu tidak berencana untuk menyertakan minat latar depan.

Kamu pasti akan mendapatkan hasil yang lebih mengesankan jika memiliki lensa dalam kisaran 500600mm, tetapi kamera resolusi tinggi saat ini memungkinkanmu untuk selalu dapat mengimbanginya dengan memotong sedikit bingkai. Kamu juga mendapatkan poin bonus jika bisa pergi ke suatu tempat dengan polusi cahaya lebih sedikit dari kota terdekat. Tetapi sekali lagi, dengan bulan yang begitu terang, ini tidak seperti fotografi Bima Sakti, di mana setiap foton (kuantum cahaya) diperhitungkan.

 


Sumber foto: Shutterstock / Jaboo2foto

 

Sebagai permulaan, siapkan kamera dan pastikan kamera memotret dalam mode RAW + JPEG karena mungkin kamu akan menginginkan kemudahan pengeditan. Hal ini berarti kamu dapat menyesuaikan eksposur, kontras, dan kejernihan untuk menghasilkan detail sebanyak mungkin.

Kemudian, pasanglah lensa dengan fokal terpanjang yang kamu miliki dan alihkan ke mode manual 'M' pada mode dial. Ini karena memotret Gerhana Bulan Super Moon memerlukam sedikit trial & error dengan ISO dan kecepatan rana yang kamu gunakan. Kamu mungkin dapat mengandalkan fokus otomatis untuk bidikanmu, tetapi bersiaplah untuk beralih ke fokus manual, yang juga dapat membantumu menghindari keharusan melakukan fokus ulang setiap kali kamu mengambil bidikan. Dan jika kamu menggunakan landmark atau elemen latar sebagai penunjang, maka berfokuslah pada itu.

 


Sumber gambar: Marko Grzunov / Getty Images

 

 

Untuk pengaturan pada bidikan Gerhana Bulan Super Blood tidak ada pengaturan yang keras dan cepat, karena kita mungkin perlu mengubahnya mengikuti fase gerhana yang terjadi. Titik awal yang baik untuk gerhana sebagian adalah dimulai pada ISO 100, dengan aperture F/8 dan kecepatan rana antara 1/125 hingga 1/250 detik. Tapi saat gerhana total dimulai, kamu pasti ingin mencerahkan eksposur untuk memastikan seluruh bulan terekspos dengan baik, bukan hanya di bagian yang terang saja.

Karena kemungkinan besar kamu memotret dengan lensa panjang dan bulan akan bergerak melintasi langit, kamu sebaiknya menjaga kecepatan rana relatif cepat (idealnya tidak lebih lambat dari 1/2 detik). Ini berarti bahwa ISO dan aperture adalah satu-satunya tuas yang sebenarnya untuk menyesuaikan eksposur pada bidikanmu. Pertahankan ISO antara ISO 800-3200 dan aperture antara F/4 hingga F/8, dan kamu akan memaksimalkan peluang untuk mendapatkan bidikan berkualitas baik. Untuk meningkatkan peluangmu lebih jauh, pastikan kamu menggunakan pengatur waktu kamera ataupun remote shutter daripada menekan tombol rana yang dapat menyebabkan getaran.

 


Memotret Gerhana Bulan Super Blood Memakai Smartphone

 


Sumber foto: Shutterstock / Meatbull

 

 

Seperti kita tahu, tak semua orang memiliki kamera mirrorless ataupun DSLR, tetapi itu tak serta merta membuat mereka tidak bisa ikut 'merayakan' fenomena langit yang satu ini. Ya, Gerhana Bulan Super Blood masih dapat dibidik dengan baik menggunakan smartphone yang ada digenggaman hampir setiap orang. Membidik dengan smartphone dapat dilakukan terutama jika kamu ingin membidik dengan sudut yang lebih luas dengan menyertakan latar depan yang menarik. Gerhana bulan yang cahayanya sedikit lebih redup juga lebih mudah dibidik dengan ponsel dibandingkan bulan purnama yang cahayanya menyilaukan.

Hal utama yang kamu perlukan adalah aplikasi kamera yang menawarkan lebih banyak fitur dan fleksibilitas daripada kamera bawaan smartphone milikmu. Untuk ponsel iPhone, salah satu aplikasi terbaik yang bisa digunakan adalah Halide Mark II, sementara itu untuk ponsel berbasis Android kamu dapat menggunakan Open Camera.

Aplikasi Halide Mark II mungkin sedikit mahal, tetapi dengan opsi untuk memotret mentah (rentang dinamis yang lebih baik) dan dengan kontrol manual, ini adalah pilihan yang wajar ketika kamu tahu kamu akan menghadapi situasi yang tidak biasa.

Setelah kamu memiliki akses ke kontrol manual, banyak saran di atas untuk kamera berlaku untuk pengambilan gambar dengan ponsel. Ambil gambar mentah untuk memberimu kelonggaran pengeditan sebanyak mungkin, gunakan tripod seperti Gorillapod untuk menjaga semuanya tetap stabil, dan kunci eksposur di bulan dengan mengetuknya lalu tarik jari ke atas atau ke bawah untuk mengubah eksposur.

Hal terpenting dengan bidikan ponsel adalah menghindari godaan untuk memperbesar bulan secara digital, karena kualitasnya akan dengan cepat menurun. Sebagai gantinya, cobalah untuk menjadi kreatif dengan memasukkan beberapa latar depan yang signifikan seperti bangunan dan membuat Gerhana bulan Super Blood relatif lebih kecil di bingkai.

 

 

Kamera bawaan smartphone biasanya tidak memiliki aperture yang dapat disesuaikan, jadi kamu harus menyesuaikan eksposur dengan beralih ke mode manual untuk bermain dengan kecepatan rana dan ISO, atau menyeret ke atas atau ke bawah pada titik fokus untuk mengubah eksposur. Jika aplikasi kamera memiliki self-timer, gunakan itu untuk menghindari goyangan kamera yang disebabkan oleh jari yang menekan tombol shutter. Dan setelah kamu mengambil bidikan, perbaiki dengan salah satu aplikasi pengeditan foto terbaik seperti Snapseed atau Lightroom.

Jika kamu menginginkan bidikan full-frame yang lebih mengesankan, kamu mungkin menginginkan jangkauan yang lebih luas daripada yang biasanya ditawarkan oleh kamera (lensa "telefoto" iPhone 12 hanya mencapai 52mm). Ada berbagai opsi clip-on yang didedikasikan untuk fotografi ponsel jarak jauh, tetapi kamu juga akan mendapatkan hasil yang dapat ditoleransi dengan memegang ponsel ke teropong atau teleskop yang layak. Yang terakhir ini mungkin akan membuatmu mendapatkan lebih banyak jangkauan dan subjek yang lebih besar. daripada lensa telefoto yang paling mengesankan.

 

Sony Alpha Guru, @harlim juga sempat membocorkan bagaimana cara untuk membidik Gerhana Bulan Super Blood ini, lho! Berikut tips singkat yang ia beberkan khusus untuk Sahabat DOSS:

 

1. Besar proyeksi bulan ke kamera yakni focal length/100, artinya kalau kita gunakan lensa 600mm maka hasil bulan di sensor hanya 6mm. Gunakan kamera apapun, hasilnya akan tetap sama. 


2. Jika ingin komposisi ada gedung, sebaiknya pilih gedung yg sangat jauh.


3. Jika gerhana bulan total terjadi pada jam 6 sore, artinya bulan akan ada di sekitar horizon. Untuk itu kita harus naik ke tempat yg  tinggi, semakin tinggi maka akan semakin terlihat.


4. Jika bulan terhalang gedung, maka kita harus pindah menyamping.

 
5. Gerhana Bulan umumnya sekitar Ev 0 ( F/1, ISO 100, 1 sec ) hingga Ev3 ( F/1 , ISO 100, 1/8 sec )


6. Saat bulan terbuka kembali perlahan-lahan semakin total, gunakan F/11, ISO 100, 1/125  ( tidak ada bedanya dengan purnama biasa ).

Oleh Admin - DOSS Camera & Gadget
May 25, 2021
KOMENTAR
1000 Karakter tersisa
0 Komentar
Belum ada komentar