7 Cara Memberi Makna Pada Foto

7 Cara Memberi Makna Pada Foto

Setiap keterampilan teknis dan komposisi yang kita miliki, serta seluruh peralatan fotografi tidak akan bisa memberi makna pada hasil foto yang kita bidik.

Dari semua kemungkinan, menempatkan makna ke dalam gambar mungkin merupakan sebuah langkah yang cukup sulit untuk dicapai. Dan dalam panduan ini adalah hal yang esoteris, namun mungkin dapat membantu mengangkat makna dari bidikan kita, dan foto tersebut akan menjadi sesuatu yang luar biasa.

Ada beberapa genre fotografi yang terbukti lebih mudah menyampaikan makna yang lebih dalam daripada yang lain. Misalnya street photography yang biasanya akan menangkap gambar orang-orang berpenampilan menarik atau orang yang melakukan hal menarik, inilah yang dapat menceritakan sebuah kisah. Sementara itu, fotografi lanskap akan lebih menantang untuk menanamkan makna yang lebih dalam di luar dari menunjukkan keindahannya. Lalu bagaimana kita bisa menambahkan makna yang lebih besar?

 

1. Lihat Dunia dari Sisi Unik


Kombinasi nilai rana, panjang fokus, jarak subjek, pembingkaian, tinggi dan sudut kamera, arah cahaya, warna cahaya, dan intensitas, serta pemrosesan, semuanya memungkinkan kita menciptakan cara unik kita sendiri dalam menggambarkan subjek. Namun, banyak fotografer memilih untuk tetap berpegang pada aturan formula tentang bagaimana foto itu seharusnya muncul. Faktanya, kita sering dinilai oleh panduan subjektif yang tidak lebih dari fotografi yang cepat dan indah. Foto-foto tersebut mungkin menyenangkan mata para audiens, tetapi itu tidak mendorong batas kreativitas.

Tentu saja ada saat-saat di mana formula itu diperlukan. Ketika klien menugaskan untuk memberikan gambar yang sesuai dengan brief mereka, biasanya hanya ada sedikit ruang untuk mengembangkannya secara kreatif. Meskipun demikian, seperti semua seniman, sebagai fotografer kreatif, kita biasanya berusaha menunjukkan kepada dunia dengan cara yang kebanyakan orang tidak melihatnya. Menyampaikan perspektif unik kita sendiri adalah bagian penting dari makna foto.

 

2. Gambar  Bermakna Tak Harus Populer


Ini merupakan sebuah fakta yang menyedihkan, yakni banyak audiens yang tidak memiliki selera yang bagus, dan kita bisa mengeceknya dari acara televisi yang paling populer. Akibatnya adalah kita mungkin akan berkreasi dan menjual hasil bidikan sesuai dengan selera pasar. Dalam hal ini mungkin kita hanya akan memotret hal-hal 'biasa' seperti matahari terbenam, pegunungan, sungai, atau bahkan potret dari wanita berpakaian minim.

Jangan salah paham, foto-foto yang disebutkan di atas bukannya tidak indah. Seperti halnya faktor X yang mendapat tempat dalam budaya populer, begitu pula foto-foto itu. Namun jika kita ingin mmbawa hasil foto kita ke tingkat yang lebih tinggi, menambahkan makna yang lebih dalam, itu akan membutuhkan pemikiran dan penerimaan bahwa kita mungkin menghindari daya tarik dari selera pasar. Jadi, bereksperimenlah dengan mendorong batasan dan jangan khawatir tentang popularitas.

 

3. Setiap Makna Tidak Akan Sama


Sumber Ivor Rackham/FStoppers

 

Menambahkan makna ke gambar tidak berarti semua audiens dapat mengerti dan membacanya, jadi terima saja jika pemaknaan audiens akan berbeda. Perspektif pribadi mereka ke dunia kemungkinan akan sangat berbeda dengan kita. Keyakinan politik, agama, filosofi, keadaan pikiran, pengalaman, lokasi, dan keadaan pribadi mereka akan menghasilkan interpretasi yanhg berbeda tentang foto bidikan kita.  Namun jangan pedulikan itu, jika kita melayani perspektif mereka, maka kita akan kembali ke foto biasa yang hanya mengandalkan keindahan. Jika kita ingin para audiens yakin dengan makna yang ingin kita sampaikan, maka pertimbangkan untuk mengarahkan mereka dengan menambahkan keterangan atau judul foto.

 

4. Bidik yang Membuat Bergairah


Dengan membidik foto yang lebih menarik gairah kita, maka maknanya akan jauh lebih banyak terekam di gambar. Hal ini karena jika ada sesuatu yang membuat kita memiliki perasaan yang kuat, maka subjek itu akan menyerap rasa itu dan rasa itu akan muncul di dalam fotografi kita.

Tidak menjadi masalah apakah itu rasa amarah pada masalah sosial atau lingkungan, kegembiraan kita saat melihat matahari terbit, atau menemukan subjek yang menantang keyakinan kita. Itu semua akan menjadi sebuah antusias dan gambar akan terlihat emosional. Mengapa? Jika kita peduli, kita akan melihat hal-hal kecil yang memberi makna pada foto dan berusaha lebih keras untuk mendapatkan bidikan tersebut. Sama halnya jika kita tidak peduli dengan apa yang kita bidik, maka kita akan segera menyadari itu daan audiens juga tidak akan peduli akan foto bidikan kita.

 

5. Hormati Subjek


Jika kita bersemangat dengan subjek bidikan kita, maka hormati mereka. Sebagai contoh, ketika kita memotret burung atau birding maka cobalah untuk memberi mereka makanan seperti ulat, atau biji-bijian. Hal itu dipastikan akan menarik burung-burung untuk foto kita, dan itu juga sebagai hadiah untuk burung yang 'berpose' untuk bidikan kita. Langkah ini lebih baik dibandingkan dengan jika kita memanggil burung dengan suara-suara tertentu. Ini akan mengalihkan perhatian burung, namun burung akan meninggalkan sarang atau anak-anaknya. Dan hal ini juga berlaku ketika kita memotret manusia.

Pertimbangan ini akan menjadi jelas terlihat pada foto. Mengapa? Pertama, reputasi kepedulian kita akan menular ke foto dan bagaimana audiens membaca maknanya. Sebaliknya, jika audiens menganggap kita tidak peduli atau jahat, maka mereka akan memiliki pandangan sinis terhadap fotografi kita. Kedua, kepedulian kita terhadap subjek maka akan terlihat dan bersinar dalam foto kita.

 


Sumber: Ivor Rackham/FStoppers

 

6. Memotret Subjek Sama Berulang Kali


Baik itu orang, hewan, atau benda mati, semuanya memiliki kualitas dan sifat yang disebut kepribadian. Semakin sering kita memotret sesuatu, kita akan semakin akrab dengannya. Keakraban dengan subjek akan meningkatkan kemampuan kita untuk menambahkan makna pada foto. Semakin baik kita mengetahuinya, semakin besar kemungkinan dalam menemukan cara untuk memotretnya yang paling mengungkapkan kepribadiannya. Jadi, berulang kali meninjau kembali subjek yang sama tidak hanya membantu kita mengasah keterampilan, tetapi juga menemukan cara baru untuk menggambarkan ceritanya.

Namun, jangan terjebak dengan membatasi diri terlalu banyak. Melenceng dari tema atau bahkan genre dapat membantu kita berkembang sebagai fotografer, dan itu dengan sendirinya dapat mengubah apa yang dibaca orang ke dalam gambar kita.

 

7. Hindari Klise


Terlalu sering menggunakan subjek dan teknik dalam fotografi akan bermasalah bagi fotografer. Dalam menulis, ini adalah hal yang mudah untuk dihindari. Namun, ketika komposer kehabisan kombinasi tone, maka fotografer dapat berjuang untuk menyampaikan makna yang lebih dalam ketika subjek atau teknik terlalu banyak bekerja.

Demikian pula, foto pernikahan bisa membosankan. Fotografer pernikahan yang hebat akan memberikan cap kepada diri mereka sendiri pada acara yang membuat fotografi mereka menonjol dari keramaian. Sayangnya, bagaimanapun mereka akan banyak menghasilkan foto yang tidak terlihat berbeda dari pernikahan lainnya.

Kisah foto pernikahan bisa dan seharusnya lebih dari sekadar catatan acara. Ini bukan kritik terhadap fotografi pernikahan, kegagalan yang sama dapat ditujukan pada setiap karya seni kita. Jadi, carilah subjek dan cara memotretnya yang unik bagi kita. Jadikan itu gaya kita. Estetika itu akan memberikan kesinambungan di semua foto kita dan menambahkan makna keseluruhan pada foto. Tapi, ketika Anda bosan dengan gaya itu, ubahlah, dan temukan kreativitas lainnya.

Oleh Admin - DOSS Camera & Gadget
August 3, 2021
KOMENTAR
1000 Karakter tersisa
0 Komentar
Belum ada komentar